Mengapabanyak orang Kristen yang hidup menjomblo, Hidup membujang, selibat, tidak menikah, Jawaban Sederhana oleh Setyawan MTh 1 DAMAI SEJAHTERA KITA DAPAT MELALUI DARAH KRISTUS, PENDAMAIAN MANUSIA BERDOSA DENGAN ALLAH YANG KUDUS. Manusia yang hidup dalam dosa tak mungkin memiliki damai sejahtera, mereka itu sudah tertipu, mereka diperbudak Iblis, mereka terpisah dari Allah. Kita menjadi seteru bagi Allah, kita sedang memberontak padaNya. Menurutmu apakah yang harus dilakukan warga sekitar Sungai Barito untuk melestarikan tradisi pasar terapung? SD Matematika Bahasa Indonesia IPA Terpadu Penjaskes PPKN IPS Terpadu Seni Agama Bahasa Daerah Menurutmuapakah dengan pendidikan yang tinggi bisa mengatasi kemiskinan Apa alasanmu. Question from @Suma88 - Sekolah Menengah Pertama - Bahasa lain Apakah anak-anak yang membuang sampah sembarangan dapat dilakukan dikatakan ikut membangun nusa dan bangsa Apa alasanmu Answer. Suma88 May 2020 | 0 Replies . . Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 97  Dalam menghadapi modernisasi keluarga harus bersikap seperti “bejana tanah liat” yang penuh dengan keterbukaan, bersedia, dan dapat dibentuk oleh Allah. Ayat Emas hari ini Efesus 219 1. Lengkapilah bagian yang kosong di bawah ini Demikianlah kamu bukan lagi _______ dan pendatang, melainkan ________ dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah 2. Secara bergantian dengan teman sebangkumu, hafalkanlah ayat tersebut 3. Pahami dan releksikanlah makna ayat tersebut bagi kamu Bernyanyi KJ 451Bila Yesus di tengah Keluarga Doa diucapkan secara bersama-sama Kami Mengucap syukur Tuhan, untuk penyertaan-Mu pada pembelajaran hari ini. Semoga pengetahuan yang kami terima mengenai dampak modernisasi dalam keluarga, dapat menjadi bekal dalam kehidupan selanjutnya. Roh Tuhan, sentuhlah kami, arahkan kami sesuai dengan kehendak-Mu. Dalam proses perubahan yang berlangsung, bimbinglah dan tuntunlah kami semua agar dapat melihat tangan dan penyertaan Tuhan. Amin. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 99 Relasi Bermakna Antara Keluarga, Gereja, dan Sekolahku Bacaan Alkitab Ulangan 67-9, Efesus 411-15 Bab X A. Pengantar  Berdoa Diucapkan bersama Untuk keluarga yang Tuhan berikan, aku syukuri Tuhan. Meskipun keluarga tidak sempurna, syukur padamu selalu kupanjatkan. Untuk sekolah tempat belajar bersama Syukur pada-Mu mohon diterima Allahku dan Tuhanku, mohon selalu kusadari Keluarga dan sekolahku adalah karunia ilahi yang Tuhan beri. Amin.  Bernyanyi Nyanyikan lagu yang kamu sukai sebagai ucapan syukur karena keluarga atau sekolah yang merupakan berkat Tuhan bagi kamu. Pada bahan Bab II telah membahas mengenai keluarga sebagai pusat pem- bentukan. Pelajaran kali ini akan membahas mengenai sekolah sebagai lembaga yang mendukung pembentukan dan pertumbuhan anak secara utuh. B. Uraian Materi Kegiatan 1 Curah Pendapat Kemukakan menurut pendapat kamu, bagaimana seharusnya pendidikan yang baik bagi anak dan remaja di rumah dan sekolah? Apa saja yang harus dipenuhi oleh keluarga maupun sekolahmu dalam dunia pendidikan? Bagaimana tanggapan kamu tentang pendidikan pada masa sekarang ini? 100 Kelas XI SMASMK 1. Anak dan Pendidikan Alkitab memberi kesaksian bahwa tugas orang tua untuk mendidik anak-anak sejak kecil sehingga tumbuh menjadi pribadi yang kuat baik secara intelektual maupun kepribadian, terlebih dalam nilai ketaatan terhadap Tuhan. Anak-anak juga membutuhkan sekolah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam diri anak-anak, yang mendukung proses pembentukan dan pertumbuhan anak dalam segala aspek kehidupan. Tahukah kamu bahwa kamu masing-masing sebagai pribadi merupakan ciptaan Allah yang istimewa? Kamu merupakan anugerah sekaligus titipan dari Tuhan yang memiliki potensi yang luar biasa, sehingga kamu sebagai remaja memerlukan didikan untuk mengembangkan potensi dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keutuhan. Potensi-potensi itu terdiri dari potensi kognitif intelektual, afektif moral, spiritual, dan psikomotorik keterampilan. 2. Tri Pusat Pendidikan Kegiatan 2 Diskusi dalam Kelompok Kecil Buatlah kelompok kecil, 2-3 siswa dalam satu kelompok. Diskusikan pertanyaan panduan ini 1. Menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan Kristen bagimu? Mengapa? 2. Menurut kamu bagaimana supaya baik keluarga, gereja, dan sekolah dapat memaksimalkan pendidikan Kristen bagi kamu? 3. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong keluarga, gereja dan sekolah supaya lembaga itu dapat melakukan relasi yang bermakna dan saling mendukung? 4. Tahukan kamu bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam tri pusat pendidikan? Apa sajakah itu? a. Pendidikan dalam konteks keluarga Dalam konteks ini kamu berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain, sehingga memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses sosialisasi dan edukasi berupa pembiasaan atau habit formations. Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 101 b. Pendidikan dalam konteks gereja Di sini kamu berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda secara umur, tingkat sosial, maupun budaya. Kamu memperoleh pendidikan nonformal atau pendidikan di luar sekolah yang berupa berbagai pengalaman hidup. Agar gereja dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi muda anak, remaja, dan pemuda perlu mendapat warisan atau penerusan baik nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainnya sesuai dengan dasar-dasar kristiani. Oleh karena itu, kamu perlu terlibat dan menjadi aktiis gereja agar dapat mengembangkan kepribadian kamu dengan sehat secara kristiani. c. Pendidikan dalam konteks sekolah Dalam konteks sekolah, kamu memperoleh pendidikan for- mal. Artinya terprogram dan ter jabarkan dengan tetap yang berupa pengetahuan, nilai- nilai, keterampilan, maupun sikap terhadap mata pelajaran. Disini kamu dapat berinteraksi dengan ling kungan yang lebih luas ber sama teman sebayanya. Aspek-aspek penting yang memengaruhi perkembangan kamu di sekolah dapat berupa bahan-bahan pengajaran, teman dan sahabat peserta didik, guru, serta para pegawai. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pembelajaran peserta didik di bawah pengawasan guru. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban anak bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sekolah juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada pribadi Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK dikenal sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Guru Agung yang tidak hanya memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan teladan kehidupan bagi para murid-murid-Nya, termasuk kita pada saat ini. Sumber Gambar Sekolahku adalah tempatku menimba ilmu, sekaligus belajar mengasihi Tuhan dan sesama 102 Kelas XI SMASMK 3. Relasi antara Sekolah dan Keluarga Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak dan remaja, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Pendidikan anak merupakan tantangan yang berat bagi orang tua, namun hal tersebut merupakan tugas mulia karena orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Kehadiran sekolah membantu meringankan tantangan tersebut. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun-temurun. Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi dengan keluarga. Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah. Keluarga dipanggil untuk memberi waktu lebih banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun dengan anak mereka yang mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga perlu terbuka dan mengusahakan agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga dapat memahami dalam segi apa dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam perkembangan anak secara utuh. Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak. Surat Paulus dalam Efesus 411-15 memberikan kesaksian tentang karunia yang diberikan Tuhan berbeda satu terhadap yang lain. Meskipun demikian, perbedaan karunia dalam jabatan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk melengkapi umat Allah dalam pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus gereja, sampai semua umat Allah mencapai kedewasaan yang penuh dalam iman dan takut akan Allah. Kamu adalah umat Allah yang diperlengkapi oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah agar kamu bertumbuh secara utuh dalam segala aspek kehidupan. Gereja sebagai persekutuan orang percaya, mendukung kamu dalam aspek spiritual. Sumber Dokumen Kemdikbud Gambar Diagram keluarga, gereja, dan sekolah Kenneth Chafin dalam bukunya ADA Sebuah Keluarga di Rumah memberikan gambaran tentang keluarga dalam lima koleksi salah satunya iyalah Keluarga merupakan tempat bertumbuh, menghubungkan tubuh, akal budi, hubungan sosial, terima kasih dan Rohani. menurut saya yaitu kedua orang tua serta guru di sekolah menurut saya yaitu kedua orang tua serta guru di sekolah Pertanyaan Jawaban Bagi orang yang beriman-percaya kepada Yesus Kristus, pertanyaan mengenai apakah pendidikan Kristen kepada anak-anak itu penting atau tidak, sudah pasti jawabannya “Ya!” Lalu, mengapa menanyakan soal ini? Karena pertanyaan tersebut datang dari berbagai perspektif di dalam iman Kristen. Mungkin pertanyaan yang sebenarnya adalah “Siapa yang seharusnya bertanggung jawab mengajarkan kebenaran Kristen kepada anak saya?” atau “Haruskah pendidikan anak saya dilakukan di sekolah negeri, swasta, atau di rumah?” Banyak sekali pendapat mengenai topik ini. Beberapa bahkan menjadi perdebatan emosional dan tanpa batas. Karena kita mencari tahu perspektif yang alkitabiah, ayat-ayat di Perjanjian Lama mengenai pendidikan pada anak-anak bisa ditemukan di kitab Ulangan 65-8 “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu.” Budaya orang Ibrani mengharuskan para ayah dengan tekun mengajari anak-anaknya Firman Tuhan demi pertumbuhan rohani mereka. Pesan dalam ayat ini diulang kembali di Perjanjian Baru, dimana Paulus menyerukan para orangtua mendidik anak-anak mereka dalam “ajaran dan nasihat Tuhan” Efesus 64. Kitab Amsal 226 juga menyuruh para orangtua untuk “didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Mendidik bukan hanya melalui pendidikan formal, tapi juga melalui pendidikan di rumah oleh para orangtua. Itulah pendidikan dini bagi si anak. Pengajaran ini dirancang untuk menanamkan dasar yang kokoh bagi hidup si anak. Mengenai pendidikan formal, ada kesalahpahaman yang harus diluruskan. Pertama, Allah tidak menyatakan bahwa hanya para orangtua yang boleh mendidik anak. Kedua, Allah tidak menyatakan bahwa pendidikan di sekolah umum itu buruk, sehingga kita hanya boleh mendidik anak di sekolah Kristen atau di rumah. Prinsip-prinsip di Alkitab yang seharusnya menjadi pedoman utama kita. Allah tidak pernah memerintahkan para orangtua untuk menghindari pendidikan di luar rumah. Jadi, ketika kita menyatakan metode yang alkitabiah untuk pendidikan formal hanya berupa pendidikan di rumah atau di sekolah Kristen, itu berarti kita sedang mencoba menambahi pendapat kita atas kebenaran Firman Tuhan. Jangan sampai kita menggunakan Alkitab untuk membenarkan pendapat kita. Sebaliknya, kita justru harus menyatakan pendapat hanya berdasarkan kebenaran Alkitab saja. Sebaiknya, kita juga tidak menyatakan kalau hanya guru-guru berijasah yang dapat mendidik anak kita. Sekali lagi, titik utama pembahasannya harus lebih mengenai tanggung jawab utama dari para orangtua. Prinsip yang diajarkan Alkitab bukanlah mengenai tipe pendidikan seperti apa yang seharusnya diberikan bagi anak-anak, tapi paradigma seperti apa supaya mereka bisa menyaring setiap informasi dengan baik. Contohnya, anak-anak yang home schooling bisa saja dididik secara “Kristen,” namun gagal menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, karena ia belum benar-benar mengenal Allah di Alkitab. Ia tidak sungguh-sungguh memahami prinsip-prinsip kebenaran di Alkitab. Sebaliknya, seorang anak yang bersekolah di sekolah umum bisa tumbuh dengan memahami kesalahan dari pandangan dunia karena menyaringnya melalui Firman Tuhan, yang dengan tekun diajarkan kepadanya di rumah. Informasi memang disaring melalui kebenaran Alkitab di kedua kelompok itu, namun pemahaman rohani yang sejati ada di kelompok kedua. Sama halnya dengan mereka yang bersekolah di sekolah Kristen, tetapi tidak pernah tumbuh memahami Allah secara mendalam dan memiliki hubungan yang pribadi dengan-Nya. Intinya, para orangtualah yang seharusnya bertanggung jawab dalam membentuk anak-anaknya melalui pendidikan rohani yang sejati. Di kitab Ibrani 1025, Allah memerintahkan orang Kristen, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Tubuh Kristus menjadi bagian tak terpisahkan dalam urusan pendidikan anak, karena bisa membantu para orangtua dalam mengasuh dan mendidik anaknya. Terkait dengan hal-hal di luar rumah – misalnya pendalaman Alkitab di gereja dan sekolah Minggu – menjadi hal yang baik dan penting. Jadi, tidak masalah tipe sekolah apa yang kita pilih, para orangtua yang seharusnya bertanggung jawab atas pendidikan rohani anak-anaknya . Guru di sekolah Kristen bisa saja salah, pendeta dan guru sekolah Minggu bisa saja salah, dan para orangtua juga bisa salah, terutama terkait pemahaman teologi . Pada saat kita mendidik hal-hal yang bersifat rohani pada anak-anak, mereka harus paham bahwa satu-satunya sumber kebenaran yang mutlak ialah Alkitab 2 Tim 316. Oleh karena itu, pengajaran paling penting yang dapat kita ajarkan pada anak-anak ialah teladan dari orang-orang Berea yang “menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk melihat apakah yang dikatakan Paulus benar” Kis 1711. Mereka juga harus terbiasa menguji segala yang diajarkan kepadanya – dari sumber manapun – apakah bertentangan dengan Firman Allah atau tidak 1 Tes 521. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Pentingkah memberi pendidikan Kristen pada anak-anak? Nasib Tua Lumban Gaol Manajemen Pendidikan Kristen, Istitut Agama Kristen Negeri IAKN, Tarutung Andrianus Nababan Manajemen Pendidikan Kristen, Istitut Agama Kristen Negeri IAKN, Tarutung Keywords Christian Leadership, Christian Religious Teacher Leadership, Education, Educational Leadership, Learning Procedure Abstract Christian religious teacher leadership contributes to improving the learning process quality in school and national educational activity contexts. Ironically, Christian religious teachers are still lacking knowledge in leadership, and not applying adequate leadership in the learning process. Thus, this paper was aimed to depict some characteristics of Christian religious instructor leadership that should be implemented. Based on the result of reviewing, these were plant some of Christian religious teacher leadership characteristics 1 serving students with the center; ii acting off-white according to the truth of God’s discussion; 3 having optimistic to brainwash; 4 able to manage time well; 5 loving students; 6 making decision objectively and firmly. In an try to develop the Christian religious instructor leadership, further research and studies are needed to conduct in order to build the Christian religious teacher leadership concept. Downloads Download information is not yet bachelor. References ______. 2010. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional. Bandung Fokus Media. ______. 2012. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Republic of indonesia. Berg, J. H., & Zoellick, B. 2022. Instructor leadership toward a new conceptual framework. Periodical of Professional Capital and Community, 41, two-xiv. Harris, A. 2015. Teacher leadership. International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 2nd edition, 24, 60-63. Hasanah, D. S., & Fattah, Due north. 2010. Pengaruh pendidikan Latihan Diklat Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar se Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta. Jurnal Penelitian Pendidikan, xi2, 85-96. Hine, G. S. 2014. Student Leadership Development A Functional Framework. Journal of Catholic Instruction, xviii 1, 79-110. Hook, D. P. 2006. The impact of instructor leadership on school effectiveness in selected exemplary secondary schools Doctoral dissertation, Texas A&M University. Diakses dari Lowery-Moore, H., Latimer, R. M., & Villate, 5. M. 2016. The essence of teacher leadership A phenomenological inquiry of professional person growth. International Periodical of Instructor Leadership, vii1, 1-16. Lumban Gaol, Due north. T. 2017. Teori dan implementasi gaya kepemimpinan kepala sekolah. Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan, 4ii, 213-219. Priansa, D. J. 2014 Kinerja Profesionalisme Guru. Bandung Alfa Beta. Rohani, A. 2004. Pengelolaan pengajaran. Jakarta PT Rineka Cipta. Sari, I. Due north. 2017. Kepemimpinan Moral-Spiritual Guru dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik.Studi Multikasus di Sekolah Dasar Plus Al Kautsar, Sekolah Dasar Negeri Kauman I, dan Sekolah Dasar Katolik Santa Maria II di kota Malang. Disertasi Program Pascasarjana UM. Diakses dari Soetopo, H. & Soemanto. W. 2008. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta PT Bina Aksara. Tomatala, Y. 2002. Kepemimpinan Kristen. Djakarta YT Leadership Foundation. Warren, L. Fifty. 2022. Behaviors of teacher leaders in the classroom. Psychology and Behavioral Sciences. 76, 104-108. Willy, J., S. 2009. Pb Past Eye Kepemimpinan Andal yang Menggunakan hati. Yogyakarta Andi. Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam manajemen. Jakarta PT Rineka Cipta Wirawan, M. S. 50. 2013. Kepemimpinan. Djakarta PT Rajagrafindo Persada Wolterstorff, Northward. P. 2014. Mendidik untuk Kehidupan Refleksi mengenai pengajaran dan pembelajaran Kristen Terjemahan. Surabaya Momentum. PDF How to Cite Lumban Gaol, N. T., & Nababan, A. 2022. Kepemimpinan Guru Pendidikan Agama Kristen. Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan, six1, 89-96.

menurutmu siapa yang banyak melakukan pendidikan kristen bagimu mengapa